PENDAHULUAN
Kewibawaan atau gezag bertujuan untuk membawa
anak ke arah kekedewasaan. Secara
berangsur-angsur anak dapat mengenal nilai-nilai hidup atau norma-norma
dan menyesuaikan diri dengan norma-norma itu
dalam hidupnya.
Syarat
mutlak dalam pendidikan
ialah adanya kewibawaan
pada si pendidik.
Tanpa kewibawaan
itu, pendidikan
tidak berhasil baik.
Tetapi
harus diingat, bahwa sianak kita didik bukan saja dengan hak,
melainkan dengan kewajiban, membawa dirinya ke satu tingkatan untuk dapat
berdiri sendiri, jadi anak menurut bukan karena diri si pendidik,
melainkan karena norma-norma dan
nilai-nilai
dalam pribadi si pendidik.
Dalam
makalah yang kami buat ini, akan kami jelaskan secara rinci mengenai definisi gezag,
fungsi gezag,
dan beda gezag
dalam pendidikan,
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
PEMBAHASAN
1.
Definisi Gezag
Gezag
berasal dari kata zeggen
yang berarti “ berkata “. Siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat
terhadap orang lain, berarti mempunyai atau kewibawaan/gezag
terhadap orang lain.
Gezag
atau kewibawaan
itu ada pada orang dewasa,
terutama pada orang tua. Dapat kita katakan bahwa kewibawaan
yang ada pada orang tua ( ayah dan ibu ) itu adalah asli. Orang tua dapat
langsung mendapat tugas dari Tuhan untuk mendidik anak-anaknya, suatu hak yang
tidak dapat dicabut karena terikat oleh kewajiban. Hak
dan kewajiban yang ada pada orang tua itu keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.^
Gezag
merupakan syarat yang harus ada pada pendidik dan
karena pendidikan
untuk membawa anak didik kepada kekedewasaan,
maka kewibawaan
itu termasuk alat pendidikan.
Langeveld
menyatakan bahwa pendidikan yang
sungguh-sungguh baru dapat diberikan setelah anak itu mengenal akan kewibawaan,
kira-kira anak berumur tiga tahun.
Sebelum
umur tiga tahun anak seperti diberi semacam paksaan atau dressuur, tetapi paksaan
yang diberikan kepada anak yang masih sangat kecil itu ditujukan kepada kekedewasaan anak,
maka paksaan yang diberikan kepada anak yang masih kecil sekali itu
disebut pendidikan pendahuluan,
bukan dressuur.^
Gezag
dalam pendidikan merupakan pengakuan dan penerimaan secara sukarela terhadap
pengarug atau anjuran yang datang dari orang lain, jadi pengakuan dan
penerimaan pengaruh atau anjuran itu adalah atas dasar keikhlasan, atas dasar
kepercayaan yang penuh, bukan didasarkan rasa terpaksa serta rasa takut akan
sesuatu.
Gezag
dikatakan sebagai syarat mutlak dalam pelaksanaan pendidikan karena
gezag
merupakan syarat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi, syarat yang tidak boleh
tidak ada. Oleh karena apabila pengakuan dan penerimaan anjuran-anjuran dari pendidik itu
tidak berdasarkan adanya kewibawaan dalam
pendidikan,
jadi anak menuruti anjuran-anjuran itu hanya berdasarkan rasa takut akan
sesuatu, berdasarkan akan rasa terpaksa, sehingga akhirnya anak tidak menyadari
akan makna dan pentingnya anjuran-anjuran itu, maka sulitlah baginya untuk
dapat berdiri sendiri, untuk mencapai tingkat kedewasaan.
Sebab berdiri sendiri berarti mampu untuk berbuat atas pilihannya sendiri,
ditentukan sendiri, dan diputuskan sendiri.^
Macam-macam
kewibawaan dalam
kehidupan
a.
Kewibawaan pemimpin/
kepala
Seperti
kewibawaan
pemimpin organisasi,
baik oganisasi politik atau
organisasi
masa, kewibawaan kepala
kantor atau kepala sekolah. Kewibawaan
tersebut karena jabatan atau kekuasaan.
b.
Kewibawaan keistimewaan
Seperti
kewibawaan seseorang
mempunyai kelebihan atau keunggulan dibidang tertentu.
Di
antara kelebihan yang dapat menimbulkan kewibawaan seseorang
ialah :
a.
Kelebihan dibidang ilmu pengetahuan, baik umum maupun agama,
b.
Kelebihan di bidang pengalaman, baik pengalaman hidup maupun pekerjaan,
c.
Kelebihan dibidang kepribadian, naik di bidang akhlak maupun sosial,
d.
Kelebihan di bidang harta, baik harta tetap maupun harta berpindah,
e.
Kelebihan di bidang keturunan yang mewarisi karisma leluhurnya.
Tingkat
pengakuan terhadap kewibawaan ada
dua tingkat, yaitu :
a.
Pengakuan kewibawaan yang
pasif
Seperti
anak yang mengikuti anjuran pada saat ada sipengajar. Anak memandang norma-norma yang
disampaikan menyatu dengan yang menyampaikan. Norma-norma itu
dianggap berlaku apabila pribadi yang menyampaikan ada dan berwibawa,
sedangkan apabila pribadi yang menyampaikan itu tidak ada atau tidak berwibawa maka
norma itu
dianggap tidak berlaku lagi.
b.
Pengakuan kewibawaan yang
aktif
Seperti
anak mengikuti anjuran sipenganjur karena kesadaran, baik ada maupun tidak ada
sipenganjur karena adanya kesadaran, anak memandang norma itu
memang patut dan wajib dipatuhi dan ditaati. Seorang pendidik harus
berusaha menimbulkan kewibawaan yang
aktif pada diri anak, karena kewibawaan yang
aktif inilah yang merupakan kewibawaan yang
sebenarnya, sedang kewibawaan yang
pasif adalah kewibawaan yang
semu.
Sesudah
ada pengakuan kewibawaan dari
sianak terhadap pendidik,
maka kewajiban si pendidik adalah
menggunakan kewibawaan itu
untuk membawa anak didik kearah cita-cita pendidikan.
Kewajiban
selanjutnya bagi pendidik yang
mempunyai wibawa adalah
menjaga/ memelihara adalah pengakuan kewibawaan sianak
didik terhadap pendidik
tersebut
Adapun
dalam menggunakan kewibawaan perlu
memperhatikan hal-hal berikut :
a.
Dalam menggunakan kewibawaan,
hendaklah didasarkan atas perkembangan anak didik
b.
Penerapan kewibawaan hendaknya
didasarkan rasa cinta kasih sayang kepada anak didik
c.
Hendaknya kewibawaan digunakan
untuk kepentingan anak didik
d.
Hendaknya kewibawaan digunakan
dalam suasana pergaulan antara pendidik
dan anak didik, karena dengan pergaulan maka proses pendidikan bisa
berjalan lancar.
Macam-macam
kewibawaan ditinjau
dari daya yang mempengaruhi
1.
Kewibawaan lahir
Kewibawaan lahir
adalah kewibawaan yang
timbul karena kesan-kesan lahiriah seseorang, seperti : bentuk tubuh yang
tinggi besar, pakaian lengkap dan rapi, tulisan yang bagus, suara yang keras
dan jelas, akan menimbulkan kewibawaan lahir.
2.
Kewibawaan batin
Adalah
kewibawaan yang
didukung oleh keadaan batin seseorang seperti :
a.
Adanya rasa cinta
Kewibawaan itu
dapat dimiliki oleh seseorang, apabila hidupnya penuh kecintaan dengan atau
kepada orang lain.
b.
Adanya rasa demi kamu
Demi
kamu atau you attitude yaitu sikap yang dapat dilukiskan sebagai suatu
tindakan, perintah atau anjuran bukan untuk kepentingan orang yang
memerintah, tetapi untuk kepentingan orang yang diperintah, menganjurkan demi
orang yang menerima anjuran, melarang juga demi orang yang dilarang.
c.
Adanya kelebihan batin
Seorang
guru yang menguasai bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya, bisa berlaku
adil dan obyektif, bijaksana, merupakan contoh-contoh yang dapat menimbulkan kewibawaan batin.
d.
Adanya ketaatan terhadap norma
Menunjukan
bahwa dalam tingkah lakunya dia sebagai pendukung norma yang
sungguh-sungguh, selalu menepati janji yang pernah dibuat, disiplin dalam
hal-hal yang telah digariskan.
Kiat-kiat
menjaga kewibawaan
a.
Bersedia memberi alasan
Pendidik harus
siap dengan alasan yang mudah diterima anak, mengapa pendidik
menghendaki anak didik supaya berlaku begini, mengapa pendidik melarang
anak didik, mengapa pendidik memberi
nasehat begitu, penjelasan hendaknya singkat dan mudah diterima anak dengan
jelas, menggunakan bahasa yang
sesuai dengan perkembangan anak.
b.
Bersikap you attitude
Pendidik selalu
harus menunjukkan sikap demi kamu, sikap ini tidak perlu ditonjolkan, tetapi
harus dengan jelas nampak kepada anak didik ini, melarang berbuat itu, semuanya
demi anak didik sendiri bukan untuk kepentingan si pendidik.
c.
Bersikap sabar
Pendidik harus
selalu bersikap sabar, memberi tenggang waktu kepada anak didik untuk mau
menerima perintah dan nasihat yang diberikan oleh pendidik.
Mungkin pendidik harus
memberikan nasehatnya berkali-kali kepada seorang anak, pendidik
dituntut kesabarannya sunggu-sungguh, tidak boleh lekas putus asa.
d.
Bersikap memberi kebebasan
Semakin
bertambah umur anak didik, atau semakin dewasa,
pendidik hendaknya
semakin memberi kebebasan, memberi kesempatan kepada anak didik agar belajar berdiri
sendiri, belajar bertanggung
jawab, dan belajar mengambil
keputusan, sehingga pada akhirnya anak tidak lagi memerlukan nasehat dalam kewibawaan,
melainkan anak diberi kebebasan untuk mengikuti nasehat itu, atau tidak.
B.
Fungsi Gezag
1.
Mempengaruhi anak untuk menuju kekedewasaan
2.
Membantu anak menjadi orang yang kelak dapat dan sanggup memenuhi tugas
hidupnya dengan berdiri sendiri
3.
Membawa anak kearah pertumbuhan yang kemudian dengan sendirinya mengakui wibawa orang
lain dan mau menjalankannya juga
4.
Anak akan mengerti bahasa untuk
menerima petunjuk-petunjuk tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak
diperbolehkan oleh pendidik
6.
Pendidik dapat
menjalankan kewajibannya atas dasar cinta.
7.
Perputaran masyarakat menjadi baik
8.
Anak-anak akan berkembang jasmani dan rohaninya.
9.
Keluarga dapat
terpelihara dan selamat ^
C.
Beda Gezag
dalam Pendidikan
1.
Perbedaan antara kewibawaan
orang tua dan kewibawaan
guru atau pendidik-pendidik
lainnya terhadap anak didik
a.
Kewibawaan
orang tua
Ini
berarti bahwa dengan kewibawaan
itu orang tua bertujuan memelihara kesalamatan anak-anaknya agar mereka dapat
hidup dan selanjutnya berkembang jasmani dan rohaninya menjadi manusia dewasa.
Orang
tua merupakan kepala dari suatu keluarga,
tiap-tiap keluarga merupakan
masyarakat kecil yang sudah tentu dalam masyarakat itu harus ada peraturan yang
ahrus dipatuhi dan dijalankan. Tiap-tiap anggota keluarga harus
patuh kepada peraturan-peraturan yang berlaku dalam keluarga itu.
Dengan demikian, orang tua sebagai kepala keluarga dan
dalam kekeluargaannya
mempunyai kewajiban terhadap anggota keluarganya.
Kewibawaan
orang tua itu bertujuan untuk pemeliharaan dan keselamatan keluarga itu.
b.
Kewibawaan
guru atau pendidik lainnya
Guru
atau pendidik telah
diserahi sebagian dari tugas orang rua untuk mendidik anak-anak, selain itu,
guru atau pendidik juga
menerima sebagian tugas dari pemerintah yang
mengangkat mereka.
Selain
memiliki kewibawaan
pendidikan,
guru atau pendidik juga
mempunyai kewibawaan
memerintah. Mereka telah diberi kekuasaan oleh pemerintah atau
instansi
yang mengangkat mereka. Kekuasaan tersebut meliputi pimpinan kelas, disanalah
anak-anak telah diserahkan kepadanya.
KESIMPULAN
Gezag
merupakan syarat yang harus ada pada pendidik dan
karena pendidikan
untuk membawa anak didik kepada kekedewasaan,
maka kewibawaan
itu termasuk alat pendidikan.
Langeveld
menyatakan bahwa pendidikan yang
sungguh-sungguh baru dapat diberikan setelah anak itu mengenal akan kewibawaan,
kira-kira anak berumur tiga tahun.
Sebelum
umur tiga tahun anak seperti diberi semacam paksaan atau dressuur, tetapi
paksaan yang diberikan kepada anak yang masih sangat kecil itu ditujukan kepada
kekedewasaan anak,
maka paksaan yang diberikan kepada anak yang masih kecil sekali itu
disebut pendidikan pendahuluan,
bukan dressuur.
Kiat-kiat
menjaga kewibawaan
:
1.
Bersedia memberi alasan,
2.
Bersikap you attitude,
3.
Bersikap sabar,
4. Bersikap
memberi kebebasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.M.
Ngalim Purwanto, MP, 2003. Ilmu Pendidikan Teoritis
dan Praktis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Drs.H.
Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, 1991. Ilmu Pendidikan,
Jakarta, PT. Rineka Cipta
Drs.
Indra Kusuma Daien, 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan,
Surabaya, Usaha Nasional.
No comments:
Post a Comment